JINGGA MANIS
Karya : Anisa Disma
Raja siang sudah memperlihatkan warna jingganya, yang
menandakan malam pun akan tiba. Tetapi bagi seseorang ini selalu
menunggu datangnya jingga itu. Dia sangat senang jika melihat jingganya
matahari diufuk barat yang sering disebut orang-orang senja. Banyak
bahkan sering orang-orang mengatakan bahwa senja hanya sementara,
tetapi bagi dia senja itu selalu ada dihatinya.
Karena menurut dia warna senja melambangkan sebuah ketenangan
untuk setiap orang melihatnya. Sebelum pulang kuliah dia tak pernah
terlambat untuk melihat senja, bahkan dia membayangi ada sesosok pria
yang menemani melihat senja bersamanya. Sebagian orang mengatakan
kalau dia itu aneh, dan juga selalu bertanya dengan pertanyaan yang
sama, namun dia tak pernah menanggapinya karena bagi dia senja
adalah inspirasinya. Dia juga pernah bilang banyak sastrawan disana
yang tak lepas dengan namanya senja, jadi senja itu istimewa baginya.
“Ja, kenapa selalu melihat itu terus?”tanya wanita ini dengan halus.
Dia hanya membalas dengan senyuman dan berkata
“Cuma sebentar kok, lagian hanya beberapa menit sudah hilang, aku
ingin lihat matahari pulang,”
“Iya, tapi itu sudah hilang sebentar lagi, ayolah pulang aku sudah
lapar,” kata wanita dengan rengengkannya. Lagi-lagi dia membalas
tersenyum berujung ketawa
“Hahaha, iya, kita pulang, tapi giliran ya yang ngebocengi aku capek,”.
Wanita ini lagi-lagi mengeluh dan menggerutu
“Iya, aku yang bonceng tapi ngebut aku lapar banget,”
Hubungan dia dengan wanita itu sangat akrab sekali bahkan sering
menginap bergantian setiap malam minggu terkadang wanita itu
menginap dirumah dia dan sebaliknya. Karena rumah antara dia dan
wanita itu hanya dibatasi satu rumah saja. Jadi, setiap berangkat dan
pulang kuliah selalu bersama. Walaupun berbeda program studinya
mereka berdua tetap bersama.
Tepat pukul 07:00 matahari sudah memperlihatkan senyum jahatnya.
Dia dan wanita itu sampai dikampus, dan menuju masing-masing kelas
sesuai program studinya. Tiba-tiba dengan tak sengaja ada sesosok pria
tampan dan tinggi dengan buru-buru turun dari tangga dan menabrak dia.
“Brukkkk!!” suara pun tak terhiraukan kertas-kertas yang dibawa dia
terbang melayang bagaikan layang-layang putus.
“Senjaa.. aku minta maaf tidak sengaja menabrak gak tahu kalau ada
kamu,” dengan suara yang besar dan berat sambil bergegas membantu
memunguti kertas.
Dia pun setengah panik karena tugasnya berantakan karena hari itu
ada deadline tugas kreativitas sastra.
“Lain kali kalau jalan itu pakai mata ya..” kata dia dengan suara kesal.
“ Iya, Senja aku minta maaf aku buru-buru ingin ambil ponsel di jok
motor” jawab suara penyeselan pria itu meminta maaf dengan tulus.
Pada hari itu mata kuliahnya cuma satu jadi pulang cepat, dia
langsung bergegas ke kantin mengikuti alur suara bunyi perutnya. Setiba
di kantin dia bertemu dengan pria yang menabrak pagi tadi yang membuat
tugas-tugasnya berantakan.
“Senjaaa.. lapar yaa, mau makan apa? Aku bayari deh, buat menebus
salahku tadi..” kata pria itu dengan genit sapaanya.
“Kalau itu mau kamu ya sudah aku mau lah, ayo makan di,” kata dia
dengan semangat.
Mereka berdua makan bersama. Dia merasakan sesuatu yang aneh
yang langka banget.
Sepulang dari kampus dia tak sengaja memikirkan Aldi yang
menabraknya, sampai diajak makan bareng. Dia ngerasa ada sesuatu
yang mengganjal tapi entah dia gak tahu. Seketika waktu sedang
melamun ada wanita itu sahabat dia mengagetkan lamunan yang indah
dengan nada yang lantang. Suaranya bagaikan memakai microfon, besar
sekali.
“Sore..sore sudah ngelamun saja, lagi mikirin Aldi kan?”kata wanita itu
ingin tahu.
“Ganggu saja kamu, aku lagi santai sambil mikirin tugas dari dosen
tadi, sok tahu kamu..” kata dia mengeledek.
Dia tetap ngelanjuti senyum-senyumnya yang tadi sempat rusak
karena sahabatnya, wanita itu masih disamping dia sedang bermain
permainan di ponsel.
Tepat dihari Minggu dia dan wanita itu sedang libur kuliah, mereka
berdua keluar mencari udara agar tak jenuh, menghadapi sang tugas.
Sepeda motor yang dipakai akhirnya berhenti juga setelah dua jam
mengelilingi kota Surabaya dan sampai di kedai kopi langganan mereka.
Lalu memesan secangkir kopi kesukaannya dan mencari tempat duduk.
Tak lama kemudian Aldi datang dengan teman-temannya, ternyata
kedai tersebut juga tempat tongkrongannya. Dia ngerasa salah tingkah
gak berani menyapanya, padahal kenal sudah bertahun-tahun. Tak
sengaja si pria itu melihat dia dan tidak menyangka kalau dia dan
sahabatnya suka ke kedai tersebut.
Dia semakin gugup, keringat dingin keluar semua rasanya seperti mau
menghadapi orang besar. Perasaan dia semakin campur aduk saat Aldi
menyapanya, padahal hanya lewat buru-buru ingin ke toilet. Wanita itu
sudah mengetahui kalau dia ada rasa sama pria itu, hanya tersenyum
melihat sahabatnya sedang jatuh cinta yang pertama.
Bermulai dari sapaan di kedai itu entah setiap pulang kampus Aldi
selalu mengajak dia minum kopi bersama dan sering menikmati jingganya
matahari bersama. Karena tempat kedai tersebut strategis tempat diujung
timur, jadi saat senja tiba mereka tak pernah terlambat untuk melihatnya.
Impian dia pun terwujud, berawal dari bayangan sekarang menjadi
kenyataan.
Dia sudah membuktikan bahwa senja itu istimewa, berkat jingga
matahari dan kedai tersebut merasakan kehangatan sebuah rasa cinta
yang belum pernah dia rasakan alias seseorang pria itu cinta pertamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar